Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 Januari 2014

Print Friendly and PDF
Regulasi Pemerintah Mengenai Makanan Tambahan untuk Radiografer 


Sahabat - sahabat radiografer yang baik, peraturan mengenai makanan tambahan untuk RS Swasta maupun negeri telah diatur oleh negara ,untuk yang RS Swasta sahabatku dapat melihat di Kepmenkes NOMOR : 1087/MENKES/SK/VIII/2010 , silahkan dilihat pada halaman 15 khususnya point 5  Pemberian Makanan Tambahan untuk petugas radiologi 
Silahkan download di  https://www.google.com/#q=kepmenkes+2010+K3RS atau juga       dapat di halaman 32-33 KepMenkes 1087 /2010 yang di download    : 
http://manajemenrumahsakit.net/files/KMK%20No.%201087%20ttg%20Standar%20Kes ehatan%20dan%20Keselamatan%20Kerja%20Di%20RS.pdf

Khusus untuk sahabat- sahabat yang bekerja di RS Pemerintah / BUMN silahkan cermati peraturan diatas (KEPMENKES 1087 ) dan juga peraturan dari Menteri Keuangan tentang besaran biaya untuk makanan tambahan bagi petugas x-ray ( petugas radiologi)

1.Lampiran Peratutan Menteri Keuangan no 96/PMK.02/2006       Tentang Standar     Biaya   Tahun Anggaran 2007. Lihat halaman 8 point V Makanan Penambah Daya Tahan Tubuh       sebesar Rp 5000/orang/hari  disitu   tertulis  Catatan: Diberikan terbatas kepada tenaga        komputer, petugas laboratorium, petugas foto  r+ay(rumah sakit), dan petugas beresiko  tinggi lainnya silahkan diunduh di :                                  http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2006/96~pmk.02~2006perlamp.pdf                           
2.PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 81/ PMK. 02 / 20A7 TENTANG    STANDAR      BIAYA TAHUN ANGGARAN 2008 Halaman 9 --Makanan Penambah Daya  Tahan Tubuh Rp.5000/orang/hari  disitu   tertulis  Catatan: Diberikan terbatas kepada  tenaga komputer,    petugas laboratorium, petugas foto r+ay    (rumah sakit), dan petugas    beresiko tinggi    lainnya. Silahkan diunduh di : 
   http://www.dikti.go.id/files/atur/sb/SBU2008.pdf 

3. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 64 /PMK.02/2008 TENTANG
     STANDAR BIAYA UMUM TAHUN ANGGARAN 2OO9  Halaman 10 MAKANAN                    PENAMBAH DAYA TAHAN TUBUH sebesar Rp 6000/orang/hari ,Silahkan diunduh di          http://www.dikti.go.id/files/atur/sb/SBU2009.pdf 
          
4.  PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.02/2010 TENTANG
     STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2011  Halaman 25 Satuan Biaya Makanan                 Penambah Daya Tahan Tubuh sebesar Rp.9000/orang/hari  silahkan diunduh di :
      http://anwarsyam.staff.ipb.ac.id/files/2012/02/8_pmk-100-2010-sbu-tahun-2011-             Standar-tarif-biaya-kegiatan-th-2011.pdf
            
5.  PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA  NOMOR 37 /PMK.             02/2012  TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013  Halaman 35 Lampiran     Permenkeu    tentang Standar Biaya Umum tahun 2013- lihat no 5 ---SATUAN BIAYA         MAKANAN    PENAMBAH DAYA TAHAN TUBUH   Rp 11.000/ Orang /hari silahkan             didownload di : 
  http://www.itjen.depkes.go.id/public/upload/unit/pusat/files/Peraturan%20Menteri/PM     K_37_PMK.02_2012.pdf 

6. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR                                  1Z/PvtR.O2/2073 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2014
     Halamam 44 lampiran Permenkeu tentang Standar Biaya Umum tahun 2014- lihat no 5 -      SATUAN BIAYA MAKANAN PENAMBAH DAYA TAHAN TUBUH  besaran biaya setiap   Propinsi  berbeda , silahkan diunduh di  :
     http://www.lppm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2014/01/SBU_2014.pdf 

Meskipun regulasi atau peraturannya demikian bagus dan mendukung , beberapa Rumah Sakit tidak melaksanakan oleh karena tidak tahu atau tidak mau mengerti akan kebutuhan bersama, sehingga masih butuh perjuangan teman- teman radiografer di lapangan dan juga dukungan profesi PARI untuk mewujudkan kesejahteraan untuk sesama profesi. Pada prinsipnya tudak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha untuk kebaikan bagi semua pihak, apalagi RS juga diakreditasi , smoga sepenggal tulisan ini bermanfaat untuk para sahabatku , bravo radiografer  

Minggu, 02 Desember 2012

Tabir proteksi untuk keselamatan pasien di ICU dan PICU

Print Friendly and PDF

Tabir proteksi 

untuk keselamatan pasien di ICU dan PICU 

Sahabat radiografer yang saya hormati dan banggakan, dalam Permenkes maupun Kepmenkes yang saya telah telusuri ( maksudnya telah saya baca) tidak saya temukan adanya rujukan yang rinci mengenai tabir proteksi untuk keselamatan pasien , padahal dalam Permenkes No   1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang  Keselamatan Pasien Rumah Sakit, ditekankan pentingnya aspek keselamatan pasien dalam proses pelayanan di Rumah sakit. Lihat Lampirannya terutama pada  Standar IV. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien Standar:
Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien. 

Dalam lampiran II Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir  No 8 TAHUN 2011 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaaan Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik dan Intervensional    disebutkan persyaratan tabir proteksi sebagai berikut :  Tabir yang digunakan oleh Radiografer harus dilapisi dengan bahan yang setara dengan 1 mm (satu milimeter) Pb. Ukuran tabir adalah sebagai berikut: tinggi 2 m (dua meter), dan lebar 1 m (satu meter), yang dilengkapi dengan kaca intip Pb yang setara dengan 1 mm (satu milimeter) Pb

Sedangkan dalam Kepmenkes no 410 / Menkes /SK/III/2010 tentang perubahan atas kemenkes no 1014/SK/XI/2008 tentang standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan menyebutkan juga : Tabir mobile minimal 200cm (t) x 100cm (l) setara 2mm Pb,ukuran kaca sesuai kebutuhan tebal 2 mmPb. 

Menurut saya penggunaan  tabir proteksi yang ada saat ini kebanyakan lebih ditekankan untuk petugas saja, kurang mengakomodasi kebutuhan keselamatan pasien yang ada di sekitar / atau disebelah pasien yang sedang dilakukan pemotretan / radiografi.
Selama ini jika ada permintaan cyto bed (baca : foto di ruangan ) atau foto di ruangan ICU atau PICU kebanyakan rumah sakit tidak menyediakan tabir proteksi untuk pasien  yang saat itu tidak sedang difoto, maksudnya yang ada disebelah pasien yang dilakukan pemotretan. 

Sebagai Radiografer profesional apa yang harus dilakukan ? 

Coba kita simak  Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 375 /Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Radiografer, dalam butir 3  Fungsi Radiografer huruf d :  Meningkatkan upaya Proteksi Radiasi untuk mencegah meningkatnya tingkat paparan radiasi dalam lingkungan sehingga dapat meningkatkan keselamatan serta kesehatan masyarakat dan lingkungan dari kemungkinan paparan radiasi yang berasal dari alat atau sumber radiasi yang dimanfaatkan untuk keperluan kesehatan   Sedangkan Tugas Radiografer dalam butir g. Penelitian dan Pengembangan Iptek Radiografi dan Imejing : Melaksanakan penelitian baik yang bersifat akademik maupun ilmiah populer dalam kerangka tugasnya sebagai sumbangan keilmuannya kepada masyarakat.     
                             
Dengan melihat regulasi yang ada saat ini tidak ( baca : belum ) mencukupi, maka seharusnya kita  sebagai radiografer profesional mulai memikirkan apa tindakan rasional yang ideal dilakukan untuk menghindari adanya radiasi yang tidak perlu bagi lingkungan sekitar saat ada permintaan foto di ruangan . Untuk masalah ini saya coba berbagi pengalaman dengan para sahabat Radiografer . Di bawah ini saya coba tampilkan foto tabir proteksi  dari desain tabir proteksi yang saya buat dan dan sudah saya pergunakan sekitar 10 tahun yang lalu. Desain ini buatan saya , dan andai ada yang sama persis mungkin faktor kebetulan saja atau memang saya pernah berbagi pengalaman kepadanya, saya sangat berharap ada yang ingin memperbaiki , sehingga semakin bermanfaatlah hidup kita sebagai radiografer serta semakin meningkat pula profesionalisme radiografer .

 Desain ini sama sekali tidak pernah mencontoh., alias buatan sendiri .Jika ada kesamaan dengan yang pernah dilihat dan ada di Rumah sakit lain itu berarti sebagai suatu kebetulan saja.
Beberapa tahun yang lalu  saya juga  berbagi pengalaman dengan mahasisawa D4 Radiologi saat mereka  mengadakan kunjungan ke instalasi Radiologi Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang saat kuliah komputer radiologi dan saat pelatihan QC MSCT dan MRI yang dilakukan di Instalasi Radiologi RS St.Elisabeth , beberapa mahasiswa  dari D4 Radiologi Politeknik Kemenkes Semarang saat itu yang masih ada waktu luang saya persilahkan untuk melihat dan memikirkan terwujudnya tabir proteksi untuk Pasien ICU dan PICU ini, dan ada beberapa yang juga membuat dokumentasi untuk kebutuhan tabir proteksi di rumah sakit mereka .






 Untuk detail ukuran desainnya silahkan lihat gambar desain berikut ini :


Demikian tulisan saya kali ini semoga bermanfaat untuk profesi radiografer di negeri kita Indonesia tercinta ini , salam


Rabu, 28 November 2012

Portable Caseete Stand

Print Friendly and PDF

Portable Caseete Stand 

Sahabat-sahabatku radiografer Indonesia yang baik  , selamat berkunjung kembali di blog saya yang sudah lama tidak saya isi dengan tulisan -tulisan yang inovatif untuk mengembangkan pelayanan yang bermutu dan mudah dilakukan. Saat saya tulis ulasan ini , saya sudah tidak lagi aktif menjadi radiografer medik lagi karena tugas keseharian  sudah tidak di Radiologi , saat ini saya bekerja di Staf Marketing Rumah Sakit RS.St.Elisabeth Semarang dengan background ijazah terakhir SKM, sambil melanjutkan studi di Pascasarjana Undip konsentrasi Magister Administrasi Rumah Sakit. Namun dunia radiologi tetap tidak saya tinggalkan begitu saja, dengan modal pengalaman 25 tahun menjadi radiografer telah memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan saya. Mengajar radiografer adalah sebagian dari kegiatan saya selain tugas utama di marketing, sudah 12 tahun lebih mengajar di Stikes Widya Husada Semarang, mengajar tamu di Poltekes Kemenkes Semarang untuk D3 dan D4, hanya ada suka saat mengajar sama sekali tidak ada duka.

Kali ini saya akan menuliskan pengalaman membuat PORTABLE CASSETTE STAND yang sangat praktis digunakan dan sangat membantu dalam mendukung pemeriksaan radiografi dengan sinar horisontal. Assesories ini sangat berguna untuk membantu disaaat kita melakukan pemeriksaan dengan sinar hosontal seperti LLD pada Acute Abdomen dan foto retrograde colonografi , RLD pada Efusi Pleura, pada kasus trauma cervical, pada trauma ekstremitas (genu , cruris, lengan ) juga pada kasus trauma kepala dimana kepala penderita tidak memungkinkan untuk tidur dalam posisi miring. 
Sejarah Portable cassette stand (PCS) ini awal mula saya buat dengan prototype dengan kertas yang kemudian saya wujudkan dengan plat besi , saat pertama saya pesan di tukang besi yang biasa membuat berbagai kotak dari plat besi dan juga kompor minyak pada saat itu. Pada saat itu saya mengajak adik kelas dari Atro Semarang , Wilhelmus Sua ,  mahasiswa tugas belajar asal Kab, Ngada NTT yang saat saya akan keluar  dia datang  berkunjung ke rumah kemudian saya ajak ikut serta ke daerah gang lombok dekat pasar Johar. Seingatku Wilhelmus Sua adalah sekitar angkatan 12 di Atro Semarang. Dia adalah teman baik saat saya CPNS  dan  prajabatan di Ruteng Kab. Manggarai , Flores  NTT, sekitar tahun 1989. 
Prototype PCS yang saya buat tersebut dilhami dari PCS yang sudah saya gunakan dan sejak saya bekerja di RS St.Elisabeth 16 Desember 1991.  PCS yang ada mempunyai kekurangan untuk bisa menyangga grid dengan baik , karena space / sela dan sudut untuk penempatan kasetnya terlampau sempit sehingga jika dimasuki kaset bersama grid agak posisinya miring , kurang tegak. Setelah prototype jadi , saya gunakan ternyata  sisi penyangga kaset terlampau lebar, sehingga ada sebagian area film tertutup tidak terkena eksposi sinar - x. Prototype ini pernah saya perlihatkan pada ibu Tuti , kepala ruang radiologi RS Telogorejo Semarang  saat itu , dan beliau berminat untuk dibuatkan. Karena saya saat itu masih repot, maka prototype asli saya  pesankan dibuatkan untuk ibu Tuti ke CV Guna Alkes Semarang yang mempunyai worksop Alkes, pimpinannya bapak Guntur Trikoranto, maklum repotnya pekerjaan  saat itu  radiografer hanya ada 3 orang  di RS Elisabeth  Semarang.
Lima tahun yang lalu saya coba buat lagi untuk prototype yang lebih baru dengan desain agak berbeda, dan hingga saat ini sudah ada 5 (lima) buah yang saya buat , 1 buah dibawa pak Rudy (saat itu dia bekerja di PT Tridimensi Semarang ) yang kemudian diberikan ke RS Bethesda Jogja , 1 buah dibawa teman supplier juga mas Habib dan tidak jelas lagi kemana barangnya , 1 buah saya buatkan untuk Atro Widya Husada Semarang. 
Untuk kebutuhan teman-teman jika ingin membuat silahkan saja membuatnya dengan desain yang sama atau mirip dengan yang saya buat , Inilah gambar dari PCS , barangnya mini aksinya maksi







Dimensi dari PCS ini  adalah sebagai berikut panjang dan lebar alas 14 x 28 cm , plat penyangga kaset ukuran 2,5 cm , ketebalan plat besi 2 mm panjang plat sesuai panjang penyangga , 28 cm dengan ketinggian  20 cm. Selamat mencoba 

Kamis, 22 Desember 2011

Teknologi three way connector memberi solusi dalam teknik pemeriksaan Retrograde Colonografy

Print Friendly and PDF
Pengantar
Kontras media barium merupakan kontras media  yang sampai saat ini masih familier untuk digunakan dalam pemeriksaan – pemeriksaan saluran pencernaan. Dari pemeriksaan radiologi  Oesophagus hingga Anus masih  menggunakan larutan barium , kecuali pada kasus – kasus khusus yang merupakan kontra indikasi. Pemeriksaan dengan larutan kontras media barium meskipun bukan hal yang istimewa tetapi fasilitas radiologi yang melayani pemeriksaan dengan kontras media barium tidak banyak, serta jumlah pasiennya yang juga mulai terbatas seiring dengan perkembangan pemeriksaan imejing lainnya. Hal ini menyebabkan perkembangan  pemeriksaan dengan media ini kurang berkembang. Disamping itu radiografer yang secara langsung melaksanakan pemeriksaan dengan media kontras ini juga hanya beberapa orang saja, lainnya dikerjakan oleh Radiologist maupun residen radiologi.
Pada bahasan kali ini saya akan memberikan pengalaman mengerjakan pemeriksaan khusus  Retrograde Colonografi ini setelah  bertahun- tahun dan tidak terhitung pasien yang sudah saya layani ( sekitar  ribuan ).  Sejak awal tahun 1992  hingga 2007 saya masih aktif bergelut dalam pelaksanaan pemeriksaan ini, selebihnya hingga saat ini lebih sering hanya sebagai radiografer pendamping saja ( datang ditempat pemeriksaan colon untuk memberi solusi ).
Tulisan ini pernah saya sampaikan di depan audiens civitas akademika  ATRO / PAM RR DepKes RI tahun 1995, tahun , tahun 2001, tahun 2005 untuk mahasiswa D4 Radiologi Poltekes Semarang dan pada tahun 2007 di pertemuan ilmiah tahunan  radiografer di RS dr.Muwardi Solo. Sehingga bagi sejawat radiographer yang hadir pada saat momentum tersebut membaca tulisan ini barangkali tidak istimewa lagi.
Berbeda dengan tempat lain, ditempat saya bekerja saat itu saya menggunakan larutan barium dengan konsentrasi yang saya buat sendiri dan sudah menjadi resep wajib di RS kami. Selain persiapan pasien untuk prosedur pembersihan kolon seperti urus-urus, lavement maupun dengan alat Colon Hydroterapi . masih ada persiapan larutan bahan kontras barium dan peralatan pemeriksaan colon (colon kit) . Bahan larutan kontras barium dibuat dengan cara sebagai berikut :
Bahan dan alat yang diperlukan pada pemeriksaan retrograde colonografi  adalah sebagai berikut :
1. Bubuk Barium  ( BariumSulphuricum Purrisimum )
     jenis EZ- Paque dengan berat sekitar 250 gram.
2. Bubuk barium jenis EZ- HD dengan berat 25 gram.
3. Air hangat 700 cc
4. Pengaduk
5. Hand mixer
Baiklah saya uraikan dulu mengapa saya menggunakan dua bahan barium dengan type yang berbeda. Berdasarkan pengalaman dan melakukan “penelitian “ ternyata kedua bahan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Barium EZ-paque lebih “ringan” dan lebih rendah berat jenisnya daripada EZ HD sehingga ketika dipakai untuk pemeriksaan colon barium type ini sangat cocok dan mampu mengaliri seluruh lumen colon dan tidak mengendap sementara kekurangannya densitasnya rendah. Untuk EZ HD , densitasnya tinggi dan berat jenisnya juga lebih besar kekurangannya jika dipakai untuk pemeriksaan colon potensi pengendapan larutan barium di lumen colon tinggi dan ini akan merepotkan jika kita akan melakukan pengeluaran larutan barium dari dalam lumen colon untuk pembuatan pada sesi double kontras. Air hangat 700 cc digunakan sudah cukup untuk melarutkan barium dan alirannya cukup hingga ileum terminal.Pengaduk untuk mengetes viskositas / kekentalan larutan . Hand Mixer adalah mixer yang biasa untuk membuat roti , ini digunakan untuk mencampur antara barium yang berupa powder /  bubuk dan air hangat supaya pencampuran kedua bahan tersebut bisa lebih homogen.
Kolon foto ( Retrograde colonografi )
Pemeriksaan kolon foto dengan larutan kontras media barium di RS St.Elisabeth tempat saya bekerja dibuat juga dengan menggunakan barium EZ-Paque dan EZ- HD dengan konsentrasi sekitar 0,4 gr/ ml dengan bahan bubuk barium sebanyak 250 gram EZ-paque dicampur dengan 25 gram EZ-HD dan volume airnya sekitar 700 cc, sehingga yang terbuat adalah sejumlah 800cc larutan kontras media barium, dosis tersebut untuk semua pasien dewasa, baik yang gemuk maupun yang kurus. Karena dalam pemeriksaan kolon foto ini keberhasilan pemeriksaannya sangat tergantung pada persiapan pasien maka juga telah disediakan peralatan “ Colon Hydrotherapi “ yang akan membantu pasien dalam membersihkan usus besarnya, sebelum dilakukan foto retrograde colonografi. Namun dalam prakteknya ternyata pembersihan usus dengan peralatan modern tersebut ternyata masih kalah bersih dibandingkan dengan persiapan konvensional yang juga disarankan di RSE untuk penderita kolon foto.

             

Kekurangan lainnya adalah jika menggunakan colon hydroterapi  maka lumen usus pasien telah jenuh dengan air sehingga terjadi imbibisi yang mengakibatkan gangguan penyerapan larutan kontras media barium di lumen usus tersebut, sehingga gambar yang muncul sebagai akibat dari kurang lekatnya barium di mucosa colon maka gambaran bariumnya menjadi tidak tegas khususnya pada saat foto double kontras. Cara mengatasi keadaan ini dengan membuat larutan barium  dengan konsentrasi larutan menjadi sekitar 0,5 gr / ml.
Teknik Pemeriksaan
Teknik pemeriksaan yang dipakai di tempat saya bekerja sampai saat ini masih menggunakan aplikasi “Three way connector “ yang dikembangkan sendiri.
               
Menggunakan peralatan sederhana , mudah didapatkan serta murah harganya. Dengan peralatan ini maka pemasukan dan pengeluaran larutan barium dapat terkontrol oleh petugas ( Radiografer ) sehingga jika ada penumpukan barium di kolon dapat diupayakan dengan bantuan palpasi pada perut penderita agar peristaltik ususnya terangsang dan sisa barium yang masih berada di lumen kolon mudah keluar. Foto awal sebagai foto pandu dibuat foto AP Abdomen polos. Setelah itu rangkaian peralatan dan larutan barium disiapkan, suhu larutan diperkirakan sesuai dengan suhu tubuh. Pemasukan larutan barium dapat mengggunakan  irrigator ataupun spuit yang besar ( 60 cc atau 100 cc ). Spot – spot  foto diambil pada saat full filling ( gambaran single kontras pada seluruh lumen kolon ), dengan peralatan three way connector  barium yang ada di dalam lumen kolon dikeluarkan dan dapat dimonitor seberapa banyak yang dimasukkan dan yang telah dikeluarkan.  Pasien tetap berada di atas meja pemeriksaan selama pemeriksaan dan hanya turun jika pemeriksaan telah selesai dilaksanakan. Setelah hampir sekitar 80  % barium yang masuk dapat dikeluarkan  maka dilakukan pemasukan udara untuk membuat gambaran double kontras kolon. Rangkaian foto kolon double kontras dibuat dan setelah selesai maka kanula yang ada di anus pasien dilepas, anus difoto secara khusus untuk melihat keadaan anus tanpa kanula sehingga jika ada kelainan di anus tersebut dapat diketahui tanpa terganggu oleh artificial image tersebut. Foto terakhir dibuat dengan film ukuran 35 x 43 cm proyeksi AP atau PA Abdomen. Pada tahun 1992 hingga 2005 Spot-spot foto diambil dengan peralatan Radiofluorografi Digital dilengkapi dengan sistem yang disebut DSI (Digital Spot Imaging) sehingga mampu membuat data radiograf digital dengan detail tinggi dan dapat dibuat program secara serial hingga 8 image / detik namun tetap masih menggunakan kaset film yang berukuran 35 x 43 cm untuk pengambilan Foto abdomen polos dan full filling saat double kontras.
                                                                
                      
                      Setelah tahun 2005 kami menggunakan Radiofluorografi Digital yang lebih canggih lagi yang mampu manuver dalam berbagai arah karena sistem yang ada menggunakan  model C – Arm. Sehingga tidak perlu lagi menggunakan kaset film analog karena pembuatan radiografnya dapat dilakukan dengan teknik mapping sehingga semua data untuk pasien berupa data yang full digital.
                                        
                                        Bagi sejawat yang tidak menggunakan peralatan secanggih diatas tip dan trik ini tetap mampu mengakomodasi keinginan sejawat untuk dapat menghasilkan radiograf retrograde colonografi yang berkualitas .Karena ketika terjadi masalah dengan peralatan digital yang ada maka kami tetap menggunakan teknologi blind foto dan teknologi seperti ini masih sangat banyak digunakan di negeri kita ini. Itulah sekilas tentang pemeriksaan retrograde colonografy. Jikalau  sekarang Barium dengan jenis dan merk tersebut tidak masuk ke Indonesia , teknologi three way connector tetap bisa digunakan dan pengelolaan barium yang saat ini dipakai dipasaran tentu menjadi tantangan untuk dicari solusinya agar hasil pemeriksaan yang ada tetap berkualitas, salam

Senin, 19 Desember 2011

Tip dan trik untuk membuat radiografi Dental Occlusal dengan menggunakan Intensifying Screen

Print Friendly and PDF
Pembuatan radiograf dental occlusal secara analog / konvensional selama ini dilakukan dengan menggunakan film non screen. Hasil yang didapat kebanyakan kurang memuaskan dan kurang detail, bahkan banyak yang di reject juga.Nah untuk mengatasi hal tersebut ternyata ada trik yang mungkin dapat diterapkan para sahabat radiografer. Apa itu triknya?, baiklah kita menengok kebelakang dulu , menurut teori dalam matakuliah radiofotografi emulsi film ( AgBr ) lebih peka terhadap cahaya tampak daripada dengan sinar-X. Nah teori itu kemudian diterapkan pada pembuatan radiograf  dengan intensifying screen yang berada di dalam kaset film analog. Dan ukuran kaset screen yang saat ini beredar untuk pembuatan radiograf analog  terkecil ukurannya 18 x 24 cm  dengan ketebalan sekitar 1,2  cm . Namun di topik ini kita tidak terjebak untuk  sekedar membahas tentang dimensi ukuran kaset namun tentang kegunaan dari intensifying screen yang antara lain untuk mengurangi dosis radiasi dan meningkatkan kualitas radiograf. Lalu bagaimana dengan ukuran radiograf dental occlusal ( HAP foto ) yang cuma seukuran 6 x 9 cm itu ? adakah kaset dan screennya ? Lalu bagaimana mungkin bisa masuk ke dalam mulut pasien jika ketebalan kaset sama dengan yang ukuran 18 x 24 cm ? Coba kita berfikir cerdas tentang bagaimana menempatkan intensifying screen untuk media pembuatan radiograf Dental Occusal . Coba perhatikan gambar di bawah ini  kita coba buat amplop / sampul dari bekas kertas pembungkus film ( bahan ini ada di setiap bungkus film analog ) bentuknya seperti yang berwarna orange , biru muda dan ada sayap untuk perekat dan penutup sampul dibawah ini, warna orange adalah kertas pembungkus film yang ditempeli dengan intensifying screen front sementara yang biru muda diibaratkan screen film yang back kemudian dilipat dibuat amplop / sampul surat ukuran amplop jika sudah jadi  seperti warna hijau tersebut adalah 6 x 9 cm. Amplop kosong masih belum berisi film occlusal. Kemudian amplop diisi film analog / konvensional dengan ukuran sedikit lebih kecil dari amplop  hasilnya seperti yang berwarna hijau dengan isi film diilustrasikan berwarna abu -abu kemudian penutup amplop diplester (warna orange) . Setelah semuanya siap seperti gambar amplop tertutup plester tersebut maka amplop berisi intensifyning screen front dan back yang tengahnya telah berisi film analog siap dipakai untuk membuat radiograf Dental Occlusal , berani mencoba ?
Saya telah menggunakan cara seperti ini lebih dari 10 tahun dengan hasil memuaskan, anda mau mencoba , saya siap bantu mewujudkannya , salam